This is my beloved family:D
Foto ini diambil ketika saya dibaptis saat masih berusia 9 bulan, ya, yang masih imut-imut itu saya :D
Tentunya keluarga saya ini sebagai kelompok primer memenuhi karakteristik komunikasi kelompok primer yaitu sebagai berikut.
- Kualitas komunikasi yang mendalam. Setiap hari kami bertemu, berbagi suka dan duka, serta tumbuh dewasa bersama hingga sekarang. Hal ini membuat terjalinnya bentuk komunikasi yang mendalam seperti kalau cece (kakak perempuan) saya sudah diam saja, kami tau kalau dia sedang bad mood walaupun dia tidak mengatakannya. Atau ketika papa saya sudah mondar-mandir ke meja makan, tentu kami tau kalau dia lapar, hehehe..
- Komunikasi bersifat personal. Komunikasi personal tentu saja terjadi karena kami bertemu setiap hari seperti yang saya jelaskan pada poin nomor satu, kami mengomunikasikan seluruh pribadi mulai dari ketika merasa bahagia, sedih, hingga marah, tidak ada yang ditutupi dalam keluarga kami sehingga kami tau karakter masing-masing individu dalam keluarga. Dan kami punya simbol-simbol tertentu yang hanya diketahui oleh anggota keluarga. Misalnya seperti penggunaan bahasa cina atupun gerak tubuh saja sudah bisa menjadi simbol tertentu yang hanya diketahui artinya oleh anggota keluarga kami.
- Menekankan hubungan dari aspek isi. Saya berasal dari keturunan keluarga cina yang masih melaksanakan setiap tradisi sembahyang di rumah seperti ketika hari besar imlek dan cap go meh. Walaupun demikian, saya bukan beragama budha ataupun konghuchu melainkan beragama katolik. Mama dan Papa saya berbeda agama, dan saya dibesarkan berdasarkan kedua tradisi katolik dan tionghoa itu tanpa paksaan harus memihak pada satu sisi saja. Betapa indahnya kan keluarga saya, ada cinta di antara perbedaan agama dan tidak ada paksaan untuk memihak pada salah satu agama. Papa atau mama saya tidak pernah saling memaksa salah satunya untuk pindah agama demikian pula dilakukan pada kami anak-anaknya. Meskipun beragama katolik saya suka ikut mama saya sembahyang ke klenteng, bukannya saya mendua pada agama tapi saya suka mempelajari bermacam-macam tradisi kedua agama orang tua saya karena dengan melakukan hal itu saya dapat menjadi kaya pngetahuan. Demikianlah aspek isi pada hubungan keluarga kami berlangsung karena kami punya aturan dan norma dalam keluarga yang harus bersama-sama dilakukan serta saling berbagi seluruh kisah yang terjadi sehingga terjalin hubungan yang baik. Karena seperti yang saya pelajari dari tradisi fenomenologi, belajar yang baik bukan hanya dari buku melainkan dari pengalaman hidup bersama orang lain terutama bersama keluarga saya tercinta.
Itulah cerita pendek tentang keluarga saya, tunggu cerita selanjutnya :D
No comments:
Post a Comment