Last Project

Ini adalah tugas terakhir kami pada mata kuliah Psikologi Komunikasi yaitu penerapan media massa yang ditujukan untuk membangun generasi muda Indonesia. Setelah bertapa, berguru dan mencari ide, saya dan kelompok saya memutuskan membuat ini

Dari mana inspirasinya? Tentu dari teman-teman sekelas yang merupakan generasi muda saat ini. Kelihatannya simple, hanya sebuah banner tentang makanan sehat. Tapi ada inti pesan yang sangat penting kami sampaikan melalui banner tersebut. 
Berlatarbelakang dari pengetahuan kami tentang makanan yang dikonsumsi teman-teman yang kos sangatlah tidak sehat seperti mie instan, bakso kaki lima, dan makanan kaleng. Kenapa tidak sehat? dalam mie instan dan makanan kaleng tentu terdapat kandungan pengawet yang tidak baik untuk tubuh dan biasanya pada bumbunya terdapat kandungan vitsin yang tinggi sehingga banyak teman-teman kami yang sakit karena terlalu sering mengkonsumsi makanan tersebut. Bakso kaki lima juga tidak semuanya bersih dan sehat. Kita semua tau kalau dalam pembuatan bakso, kadar daging dan tepung kanji yang digunakan lebih banyak tepung kanjinya. Selain itu, makanan yang disajikan di pinggiran jalan tentu terkena kuman, virus dan bakteri yang bertebaran di udara tanpa kita ketahui sehingga tanpa kita sadari, orang yang mengkonsumsinya dalam keadaan tidak fit akan mudah sakit. Kalau sakit, tentu teman-teman sebagai generasi muda tidak dapat beraktivitas seperti biasanya terutama tidak dapat belajar dan mengembangkan bakat untuk membangun negri ini menjadi lebih baik.
Berangkat dari pemikiran tersebut kami membuat banner tersebut untuk mengingatkan generasi muda agar mengonsumsi makanan yang bergizi dan seimbang. Makanan bergizi tidak harus mahal asal sehat dan seimbang antara daging, sayur, buah dan susu yang bernutrisi. Seperti kata pepatah "Di dalam tubuh yang kuat, terdapat jiwa yang sehat". Sadar atau tidak, kondisi fisik seseorang akan memengaruhi kondisi psikologisnya sehingga kami ingin memengaruhi orang yang melihat banner tersebut supaya mau memperbaiki menu makanan yang dikonsumsi sehingga secara tidak langsung, kami juga memengaruhi kondisi fisiknya dan akan kembali berefek pada kondisi psikologis orang tersebut. 
Dari subjek yang kami gunakan adalah Yoga, yang kurus.. Sengaja memang karena kami tau pada pemikiran masyarakat luas, tubuh yang kurus biasanya kurang gizi :p Jadi sosok Yoga di situ untuk menekankan sasaran dari banner yang kami buat.
Arti timbangan yang menunjukkan angka 10 gram? ya tentu menekankan bahwa sosok Yoga di situ memang sangat kurang gizi.. (hanya perumpamaan)
Kenapa huruf 'H' dari kata Healthy dibuat sangat besar? Untuk menekankan pada ingatan setiap orang yang melihatnya that healthy is important. Jadi, setiap orang melihat huruf 'H' di mana saja, dia otomatis mengingat kata healthy.
Kenapa berlebihan? karena pada media massa, semua hal yang diiklankan dibuat hyper atau berlebihan untuk menarik perhatian publik dan mudah diingat.

Jadi, mau makan apa hari ini? :D

Kekuatan Bahasa

Sadarkah anda seberapa penting bahasa dalam kehidupan kita?
Berapa banyak bahasa yang ada di dunia ini?
Ya, di dunia ini ada begitu banyak bahasa yang bisa menghubungkan seseorang dengan orang lainnya. Beragamnya bahasa yang ada di dunia membuat seseorang belajar berbagai bahasa. Karena hanya dengan memahami bahasa yang sama dengan lawan bicara, kita dapat saling bertukar pikiran.
Jadi, berapa banyak bahasa yang sudah anda pahami? :D

Terlepas dari berapa banyak bahasa yang anda pahami, apa anda sadar kalau bahasa memiliki kekuatan tersendiri di dalamnya?
Lihat seorang jendral yang dapat memerintah ribuan pasukan dengan sebuah kata "tembak"
Atau lihat seorang guru yang dapat memerintah murid sekelas dengan kata "kerjakan"
Atau seorang wasit di pertandingan maraton yang dapat menggerakkan semua peserta untuk lari hanya dengan sebuah tembakan pistol ke udara.

Kenapa seseorang dapat menggerakkan atau memerintah banyak orang hanya dengan sebuah kata atau aba-aba saja?
Karena orang yang diperintahkan atau komunikan mengerti dan memiliki makna bahasa yang sama dengan yang digunakan komunikator tersebut.
Bayangkan kalau tidak ada kesamaan makna pada sebuah bahasa yang digunakan. Misalnya, seorang dosen menyuruh mahasiswanya mengerjakan tugas dengan menggunakan bahasa cina sedangkan mahasiswa tidak mengerti bahasa cina, sehingga mereka diam saja dan tidak melakukan seperti yang disuruh si dosen.

Dari contoh tersebut dapat diartikan bahwa bahasa yang sama dalam sebuah komunikasi sangatlah penting, karena itu, jika kalian ingin berkomunikasi dengan orang lain, gunakan bahasa yang dapat dimengerti oleh lawan bicara anda supaya pesan yang anda sampaikan dapat dipahami dengan baik dan benar :D

Unique Product on Mass Media

Sadar atau tidak, kehidupan kita sekarang selalu dipengaruhi oleh komunikasi massa entah itu dari media cetak seperti koran atau majalah ataupun dari media elektronik seperti TV, radio dan internet. Beragam media yang ada itu dapat kita akses dengan mudah dimana saja dan kapan saja. Komunikasi massa juga  dibuat dengan unik agar menarik masyarakat untuk melihatnya. Lihatlah contoh di bawah ini.

Gambar 1. Mug Lensa


Gambar 2. Fruit Note

Apa yang anda pikirkan ketika melihat gambar pertama? Sangat unik ya, dan pasti ada beberapa dari anda yang ingin memilikinya. Lalu apa yang anda pikirkan ketika melihat gambar kedua? Itu bukan buah yang diiris-iris loh kawan. Itu note kertas yang dibentuk dan disatukan sedemikian rupa sehingga mirip dengan buah apel dan pear. Sangat kreatif bukan? Bentuk kemasan dan produk yang unik dan kreatif selalu menjadi andalan pengusaha dalam memasarkan produk yang dimilikinya terutama dalam komunikasi massa supaya khalayak luas mau memperhatikan pesan yang disampaikannya. Kenapa harus unik dan kreatif? Tentunya karena pada pasar global masa kini, sangat banyak orang yang memasarkan produk dan seringkali produk yang kita pasarkan juga dimiliki dan sedang dipasarkan oleh orang lain. Nah, supaya produk yang kita miliki lebih dilirik masyarakat, ide unik dan kreatif dalam mengemas dan memasarkan produk sering menjadi andalannya. 
Sadar atau tidak nih, produk yang dibuat unik itu ditujukan untuk memengaruhi psikologis masyarakat yang melihatnya. Bukan hanya supaya masyarakat tertarik untuk melihat melainkan supaya masyarakat tertarik untuk memiliki dan membelinya :D Seperti teori dari McLuhan yaitu teori perpanjangan alat indra, media merupakan perluasan dari alat indra manusia terutama mata dan telinga. Karena itu, seseroang yang berusaha memasarkan produknya, seringkali menggunakan gambar produk yang unik dan juga disertai suara yang unik pula supaya bisa menarik perhatian masyarakat. Kalau berbicara tentang pemasaran produk di komunikasi massa, tentu secara tidak langsung kita setuju kalau media massa membantu memajukan usaha produksi, distribusi, dan konsumsi. Tanpa media massa yang secanggih masa kini, kita mungkin masih harus menggunakan cara "primitif" dalam mempromosikan produk yang dijual. Karena itu, kita mungkin harus bersyukur dan memanfaatkan kemajuan media massa yang kini sudah membantu kita menjalankan bisnis. 'Menjamurnya' bisnis online shop yang kebanyakan dijalankan oleh remaja yang bahkan masih duduk di bangku SMA membuktikan bahwa perkembangan media massa mendukung berjalannya komunikasi massa dan menjadi dampak positif bagi masyarakat asal digunakan secara positif juga ya :D

How big your group?

Apa yang anda pikirkan ketika melihat judul di atas? Anda ingat kelompok-kelompok anda?

"Seberapa besar kelompok anda?" Apa yang ada di benak anda? jumlah anggota kelompok? atau kualitas kelompok? Kata "besar" tidak selalu merujuk pada kuantity melainkan juga bisa pada kualitas. Kadang, banyak orang berpikir semakin besar anggota sebuah kelompok, akan semakin menyenangkan untuk ikut di dalamnya? Tapi apa anda pernah berpikir tentang kualitas? Apa kelompok dengan anggota sedikit kualitasnya selalu lebih buruk dengan kelompok beranggotakan banyak? Jawaban saya, tidak selalu sobat. Karena kelompok yang kecil bisa saja lebih hebat dalam kualitas dibandingkan kelompok dengan anggota besar. Tau kenapa? Karena kualitas didasarkan pada solid tidaknya anggota dan apa pekerjaan yang dilakukan. Kalau jenis pekerjaan yang dilakukan membutuhkan pemecahan yang produktif, maka jumlah kelompok yang lebih sedikit lebih baik dibandingkan yang jumlahnya lebih besar karena tidak semua anggota kelompok dengan jumlah yang besar memiliki kemampuan yang dibutuhkan. Seperti yang kita tahu, setiap orang punya bakat dan kemampuannya masing-masing bukan? :D Nah, kalau pekerjaan yang dilakukan membutuhkan tenaga besar dan ide kreatif, jumlah anggota kelompok yang besar sangat membantu karena semakin banyak kepala, semakin banyak pula ide-ide yang dapat diutarakan. 

Selain itu, solid tidaknya anggota kelompok bisa juga menjadi bahan pertimbangan. Apa kalian pernah dengar kata-kata 'lebih baik punya satu orang sahabat yang mengerti siapa aku, dibandingkan banyak sahabat yang tidak benar-benar tau siapa aku'. Ternyata kata tersebut berlaku juga loh dalam sebuah kelompok. Jumlah kelompok yang sedikit umumnya anggotanya saling mengenal diri masing-masing individu sehingga biasanya nih, kelompok itu bisa solid. Sedangkan kelompok dengan jumlah anggota yang besar belum tentu mengenal masing-masing karakter individu di dalamnya sehingga memungkinkan terjadinya pertikaian di dalam kelompok. Seperti yang juga sudah kita tau nih, semakin kita mengenal diri dan karakter individu, kita juga akan semakin menerima setiap sifatnya terutama sifat buruknya dann tentunya kita tau bagaimana cara terbaik bersikap :D So, buat kelompok dengan jumlah anggota yang besar bukan berarti tidak solid loh. Yang terpenting itu mau mengenal setiap karakter individu di dalam kelompok supaya kelompok dengan jumlah anggota yang besar pun bisa berjalan dengan solid. Menyenangkan kok punya kelompok dengan jumlah anggota yang besar dan bisa solid :D

University time

Kali ini saya akan melanjutkan cerita saya tentang kelompok primer. Yang akan saya ceritakan adalah lawan dari kelompok primer yaitu kelompok sekuder. Kelompok sekunder menurut Jalaluddin Rakhmat adalah lawan dari kelompok primer yang hubungannya tidak akrab, tidak personal dan tidak menyentuh hati.

Mengingat masa-masa saya pertama kali menginjakkan kaki di FISIP Universitas Brawijaya tercinta, sangat canggung rasanya masuk di universitas negri karena sebelumnya saya selalu bersekolah di swasta yang mayoritas muridnya berasal dari kultur cina. Bukannya rasis, saya hanya merasa aneh masuk di universitas yang isinya sangat beragam orang dan sangat multikultur. So weird.. Cara berkomunikasi yang berbeda, bahasa yang beragam, cara bertingkah laku dan bercanda yang jauh berbeda dengan saya dan teman-teman saya sebelumnya membuat saya sempat merasa risih berada di negeri dan setelah saya tanyakan hal ini pada teman-teman saya dari swasta yang masuk negeri, mereka merasakan hal yang sama dengan yang saya alami. Jadi, yang bisa saya lakukan hanya pasrah dan mencoba terbiasa karena secara sadar saya yang telah memutuskan masuk universitas negeri dan menjadi anggota kelompok sekunder di dalamnya. Hasil dari kepasrahan saya itu, sekarang saya dapat diterima dalam kelas B.IK, saya punya tiga sahabat baik dan saya masih berdiri pada kultur saya sendiri serta semakin menerima perbedaan dalam hidup saya. Nah, sekarang mari kita hubungkan dengan teori kelompok sekunder yang telah sedikit saya pelajari di kelas :D
Seperti kelompok sekunder pada umumnya, tidak ada kualitas komunikasi yang mendalam antara anggota keluarga besar FISIP UB karena jumlah mahasiswa dan staff FISIP UB yang besar sehingga untuk sekedar mengenal semuanya saja sangat sulit apalagi membuat kualitas komunikasi yang mendalam. Memang tidak ada yang mustahil, tapi hal itu akan sulit dilakukan. Yang kedua adalah tidak terjadinya komunikasi personal. Seperti yang sudah saya jelaskan, akan sulit terjadi komunikasi personal pada semua karyawan dan mahasiswa mengingat jumlahnya yang sangat besar. Dan yang terakhir, komunikasi tidak menekankan pada aspek isi. Kalaupun bisa terjadi komunikasi antara semua orang yang ada di FISIP UB, saya yakin jenis komunikasinya hanya sekedar lalu atau berjenis perbincangan ringan seperti saling menyapa ketika bertemu. Tidak ada pemahaman mendalam tentang masing-masing karakter individu.